Ur-Nammu di kenal sebagai penyebar kode hukum tertua yang pernah diketahui, lebih tua sekitar tiga abad dari kode Hammurabi. Ini terdiri dari prolog dan tujuh hukum; prolog menggambarkan Ur-Nammu sebagai raja yang ditunjuk oleh Tuhan yang menegakkan keadilan di seluruh negeri.
Kode ini sangat penting untuk mempelajari hukum Alkitab, yang sudah ada sekitar lima abad. Dua monumen paling terkenal dari pemerintahan Ur-Nammu adalah ziggurat (kuil) besar di Ur dan prasastinya, yang fragmennya masih tersisa.
Dinasti Ur III muncul setelah kejatuhan Dinasti kekaisaran Akkad. Pada mulanya kekaisaran Akkad mengalami kemunduran, dan akhirnya kekuasaan mereka atas Mesopotamia direbut oleh penyerbu dari pegunungan Zagros, yaitu bangsa Guti.
Bangsa ini memerintah Mesopotamia dalam periode yang tidak dapat ditentukan secara tepat, ada yang mengatakan 24 tahun, ada juga 25 tahun. Raja terakhir bangsa Guti, Tirigan disingkirkan oleh Utu-Hengal dari Uruk, dan memulai masa baru bangsa Sumeria.
Setelah kemenanganya atas bangsa Guti, Utu-Hengal mengangkat dirinya menjadi raja Sumeria, namun kekuasaan nya tidak berlangsung lama, ia digantikan oleh menantunya Ur-Nammu.
Ur-Nammu pada awalnya adalah "gubernur" kota Ur di bawah Utu-hegal. Bagaimana dia menjadi raja tidak diketahui secara pasti, tetapi mungkin ada beberapa persamaan antara kebangkitannya dengan karier Ishbi-Erra dari Isin atau, memang, karier Sargon .
Dengan menguasai negara bagian Lagash, Ur-Nammu menyebabkan perdagangan luar negeri yang didambakan ( Dilmun , Magan, dan Meluhha) mengalir melalui Ur.
Terbukti dengan gelar kerajaan baru yang dia miliki pertama kali yaitu “raja Sumeria dan Akkad”, dia telah membangun sebuah negara yang terdiri dari setidaknya bagian selatan Mesopotamia.
Seperti semua penguasa besar lainya, ia juga banyak melakukan pembangunan, termasuk ziggurat Ur dan Uruk yang sangat mengesankan, yang memperoleh dimensi monumental terakhirnya pada masa pemerintahannya.
Wilayah kekaisaran Ur III dibagi menjadi beberapa provinsi yang masing-masing diperintah oleh seorang gubernur (disebut ensi). Pada wilayah yang rawan akan keamanan, seorang komandan militer akan mengambil alih pemerintahan sipil.
Setiap provinsi berfungsi untuk menarik pajak, yang disebut "bala", dan kemudian akan dikirim ke ibukota. Pajak yang dibayarkan bisa berupa hasil panen atau ternak.
Pemerintah kemudian membagikan barang tersebut sesuai kebutuhan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk membiayai operasional kuil-kuil.
Salah satu ciri khas periode Ur III adalah diciptakannya sebuah undang-undang yang paling awal , dikenal sebagai "Kode Ur-Nammu." Ia sangat mirip dengan "Kode Hammurabi" yang terkenal pada periode berikutnya, Babylon Lama, mereka memiliki kemiripan dalam struktur pembuka dan isi. Salinan yang cukup banyak, tertulis pada periode Babel Tua, ditemukan di Nippur, Sippar dan ur.
Kalimat pembuka dari kode hukum ini, ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana sang raja (Ur-Nammu) ingin menegakkan keadilan di kerajaannya, sebuah peran yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain.
Ia mengklaim hendak mewujudkan keadilan bagi semua orang, termasuk kelompok-kelompok yang tidak beruntung di kerajaannya, termasuk para janda dan anak yatim.
Perselisihan hukum ditangani oleh para pejabat setempat yang selevel walikota, namun demikian keputusan mereka dapat diajukan banding kepada gubernur, dan dapat dianulir.
Terkadang perselisihan hukum dibuka secara umum dengan menyertakan saksi-saksinya di sebuah alun-alun kota atau di depan kuil. Dan raja digambarkan sebagai hakim agung dari kerajaan.
Pada periode Ur III, juga dikembangkan sistem irigasi yang sangat kompleks dan sentralisasi pertanian (segala hal dibawah kendali raja). Sejumlah besar tenaga kerja dihimpun untuk bekerja di ladang, saluran irigasi, memanen dan menyemai.
Ia digantikan oleh putranya, Shulgi, setelah berkuasa selama delapan belas tahun. Kematiannya dalam pertempuran melawan Gutia (setelah ia ditinggalkan oleh angkatan bersenjatanya) dikenang dalam puisi Sumeria.
Sebelum bencana berakhir di bawah Ibbi-Sin, negara bagian Ur III tampaknya tidak mengalami kemunduran dan pemberontakan, seperti yang dialami Akkad.
Tidak ada indikasi yang jelas yang menunjukkan gejolak, meskipun harus diingat bahwa 20 tahun pertama pemerintahan Shulgi masih tersembunyi dalam kegelapan.
Tags:
sejarah