Pendiri Universitas Pertama dan tertua di dunia

Sebagian dari kita mungkin menganggap bahwa penggagas Universitas pertama dunia adalah dari Eropa atau Amerika. Hal ini sangat wajar mengingat saat ini negara-negara dari dua benua tersebut yang memiliki banyak universitas bergengsi dengan pendidikan terbaik.

Fatimah binti Muhammad Al-Fihri Al-Qurayshi adalah tokoh perempuan Islam yang mendirikan Universitas di Maroko sekaligus menjadi Universitas pertama dunia. Ia mendedikasikan 80 tahun umurnya untuk kemajuan peradaban dunia.

Fatima al-Fihri lahir pada 800 Masehi. Ia putri dari Abdullah Muhammad al-Fihri, seorang saudagar yang berhijrah dari Kairouan di Tunisia ke Maroko saat Raja Idris II berkuasa.

Setelah suami dan Ayahnya meninggal, Fatima dan Mariam mewarisi harta yang sangat besar. Kedua perempuan ini melakukan wakaf harta yang mereka miliki untuk kepentingan umat. Fatima lantas mendirikan masjid Al-Qarawiyyin, sementara Mariam mendirikan masjid Al-Andalus.

Keluarga Mohammad bin Abdullah al Fihri bukanlah penduduk asli Fes. Akan tetapi ia termasuk imigran dari Tunisia pada tahun 818 M. Pada tahun tersebut, Tunisia sedang dilanda pemberontakan kepada penguasa Qairouan (Tunisia), yaitu Aghlabid.

Lalu terjadi Peristiwa pengusiran keluarga dari Qairouan. Salah satunya adalah keluarga al-Fihri. Kemudian, keluarga al-Fihri bermigrasi ke Fes yang saat itu dipimpin oleh Idris II.

Pada tahun 1998, UNESCO dan The Book Guinnes World Record mencatat bahwa universitas al-Qarawiyyin adalah universitas tertua dan universitas pertama di dunia yang memberikan gelar akademis kepada lulusannya. 


Universitas yang pada awalnya sebuah masjid ini memberikan peluang kepada para pejuang ilmu untuk mempelajari tiga spesifik ilmu, yaitu ilmu Tafsir, ilmu Hadis dan ilmu Fiqih.

Kemudian, berkembang lagi dan membuka pintu untuk ilmu-ilmu umum seperti matematika, astronomi, fisika, sastra dan musik.

Pengaruh dari berdirinya Universitas al-Qarawiyyin adalah pesatnya perkembangan kajian ilmu agama dan umum di dunia, juga termasuk sebagai perlintasan antara peradaban ilmu di Timur Tengah dan Eropa.

Kemudian pada abad ke-10 Di kemudian hari, pada abad ke-10 dibangun Universitas al-Azhar di Kairo oleh Bani Fathimiyyah, Universitas tersebut menjadi Universitas tertua kedua di dunia.

Di ikuti pada abad ke-11  berdirinya Universitas Bologna di Italia. Disusul pada abad ke-12 dengan berdirinya Universitas Paris di Prancis dan Universitas Oxford di Inggris.

Bebrepa tokoh besar yang muncul dari Universitas Al-Qarawiyin Diantaranya adalah ilmuan-ilmuan besar Islam, Ibnu Khaldun, Abdullah Al-Ghumari, Ibnu Rushayd Al-Sabti, Muhammad Ibn Al-Hajj Al-Abdari Al-Fasi, dan masih banyak lainya.

Tidak hanya dari kalangan muslim saja , tapi juga non muslim. Dr Corisande Fenwick, profesor yang fokus pada sejarah Mediterania dan abad pertengahan, menyebut bahwa Paus Silvester II (946-1003) semasa muda pernah belajar di universitas ini.

Diduga saat belajar di Universitas Al-Qarawiyyin, Paus Silvester II mengembangkan minatnya pada bahasa Arab, matematika, dan astronomi.

Selain Paus Silvester II, beberapa sarjana Barat seperti Nicolas Cleynaerts (1495-1542) dan Jacobus Golius (1596-1667) disebutkan pernah belajar di Universitas Al-Qarawiyyin.

Cleynaerts adalah seorang Yahudi yang mempelajari bahasa Arab untuk memahami Alquran. Ia belajar selama lima belas bulan di Fes untuk memperoleh pemahaman mengenai bahasa dari orang-orang Maroko.

Sementara Golius adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden yang belajar tentang bahasa Arab dan matematika di Fes. Golius dikenal sebagai orang yang mengajarkan matematika untuk filsuf Rene Descartes (1596-1650).

Fatimah Al-Fihri adalah simbol yang harus ditiru oleh kaum perempuan, bahwa perempuan tidak selamanya harus berada di belakang. Apalagi di era millennial ini, peran aktif perempuan sangat lah diperlukan dalam berbagai bidang.

Previous Post Next Post