Apa yang membuat kecerdasaan seseorang meningkat selain membaca buku

Pada zaman digitalisasi ini,banyak sumber informasi yang bisa di manfaatkan menjadi referensi dari mana saja asalnya, namun tetap melakukan filterisasi informasi. Semuanya serba digital dan kalian tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi kutu buku agar terlihat cerdas dan keren, sehingga bisa memenangkan setiap perdebatan.

Penulis secara pribadi memang suka membaca buku, tapi tidak termasuk dalam kategori kutu buku. Bahkan ,bahan bacaan penulis mungkin berbeda dengan kebanyakan orang yang menganggap buku adalah sumber mutlak, pasti benar, dan tidak terbantahkan.

Apakah dengan sedikit membaca buku artinya kita bodoh ?


Belum tentu. Setiap orang punya caranya sendiri untuk belajar. Ada yang mudah mengerti melalui tekstual, ada juga yang lebih paham dengan menonton video.

Yang pasti waktu dan kapasitas otak kita terbatas. Sehingga kita perlu memilah-milah informasi apa saja yang perlu disimpan ke otak. Jangan menjadi knowledge junkie. Tahu banyak, tapi sampah semua dan tidak ada gunanya dalam kehidupan kita.

Menurut penulis, membaca buku itu tergantung kebutuhan, misalnya penulis ingin belajar beternak ayam,buaya atau hewan lainya, otomatis penulis memilih membeli buku tentang peternakan yang berkaitan atau sesuai tupoksinya.

Membaca buku agar menjadi cerdas itu definisinya sangat abstrak. Ada banyak jenis buku seperti novel, resep kue, kitab agama, tutorial,buku porno dll. Terus, yang membuat kita cerdas itu buku seperti apa?

Secara umum membaca buku akan menambah pengetahuan alias menambah pintar (itu tergantung isi buku yang dibaca).


Kepintaran tidak sama dengan kecerdasan. Kepintaran adalah banyaknya informasi dan pengetahuan yang diserap atau dimiliki seseorang. Makin banyak ilmu dan skill, artinya makin pintar.

Sementara Kecerdasan adalah potensi kemampuan menyerap ilmu dan menghasilkan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi. Tanda kecerdasan adalah cepat menjadi pintar (efisien dalam belajar) dan efektif dalam mengambil keputusan atau solusi.

Porsi bahan belajar penulis adalah 35% dari dokumentasi, 30% dari artikel, 20% dari kursus, dan 15% dari buku. Dengan menerapkan porsi belajar begini, penulis merasa cara ini sangat nyaman dan membantu pengembangan karir lebih cepat.

Apa saja yang bisa meningkatkan kecerdasan

Berikan diri anda pengalaman baru.
Pengalaman baru terbukti merangsang otak membuat simpul sinaptik baru. Jadi literaly membuat cerdas. yang termasuk pengalaman baru adalah:

  • Citarasa baru: beranikan diri anda mencicipi makanan dan minuman dengan citarasa yang tidak anda kenal sebelumnya
  • Tempat baru: Berpergianlah ke tempat yang belum pernah anda kunjungi. Atau yang mudah, cari rute baru perjalanan anda sehari-hari (rute ke kantor, ke sekolah, dll)
  • Bahasa baru: Coba belajar berbicara atau mendengarkan bahasa yang belum anda kenal
  • hobby baru: coba lakukan hobby yang belum pernah anda lakukan. kalau bisa dibimbing oleh teman yang sudah ahli atau bergabung dalam komunitas hobby. misal memainkan alat musik, menari, memasak, membongkar komputer dll... Selain anda memiliki pengalaman baru, teman ahli anda akan memberikan wawasan baru yang akan mencerahkan pikiran.
  • ketrampilan baru: Coba belajar keterampilan yang selama ini belum anda kuasai. Akan lebih baik ketrampilan ini bermanfaat dan dapat menghasilkan. misal belajar nyetir mobil, belajar membuat kue, merias wajah, dll
  • Experience baru: coba ubah (setidaknya sementara) hal-hal yang biasa anda lakukan. Kalau bisa sesuatu yang memaksa anda untuk belajar lagi misalnya: ganti sistem operasi laptop anda dari windows jadi linux. atau ganti alat kerja: misalkan biasa mengetik dengan MS-office, coba ganti dengan aplikasi lain yang sejenis.


Melakukan banyak hal hal baru akan menaikkan rasa percaya diri dan keberanian, mempertajam kemampuan kognitif, nalar dan skill motorik. Ketika menghadapi situasi yang sebagian besar orang mengatakan "mustahil", orang yang banyak pengalaman akan berkata "mengapa ga dicoba dulu?" dan ini ciri orang cerdas.

Biasakan membuat perencanaan.
Membuat rencana tidak sama dengan membuat wacana. Membuat rencana artinya anda harus merumuskan point-point sampai dengan hal tersebut bisa direalisasikan. Contoh, misalkan anda berencana memiliki laptop, artinya anda merumuskan bagaimana cara hingga laptop tersebut dapat anda miliki. laptop tipe apa? spek? harga berapa? beli di mana? kapan? harganya berapa? dari mana uangnya?. Biasakan membuat perencanaan dari hal yang kecil semisal 'apa yang mau anda makan malam ini' sampai hal yang penting yaitu masa depan anda lima, sepuluh dan tigapuluh tahun kedepan.

Kebiasaan membuat perencanaan akan melatih otak anda untuk berpikir secara sistematis. Hal ini akan menjadikan anda orang yang realible (dapat diandalkan) ketika diserahkan tugas. Melakukan perencanaan juga meningkatkan keberhasilan anda meraih apa yang yang anda inginkan. Dan ini juga adalah bagian dari kecerdasan.

Menjadi orang yang kritis dan skeptis.
Menjadi skeptis artinya ada tidak begitu saja percaya apa yang anda dengar atau apa yang anda lihat. Menjadi kritis adalah mencoba mengetahui lebih dalam dengan meminta bukti, info dan fakta lain atau bisa juga dengan mencoba mencari dan menelusuri informasi tambahan dari pihak lain.

Menjadi orang yang kritis adalah skill yang harus dilatih dengan intensif karena in my opinion, skill ini kurang diajarkan di sekolah dan lingkungan keluarga. dengan menjadi skeptis dan kritis, otak anda akan memiliki filter untuk hal-hal yang tidak rasional dan sesat logika.

Open mind, terbuka dengan pihak yang bersebrangan
Salah satu kesalahan orang di zaman medsos adalah orang cenderung nge-group dengan orang-orang yang sepemahaman saja. Ini menciptakan fenomena echo chamber yang menurunkan kecerdasan.

Kalau anda ingin cerdas, selain anda harus kritis dan skeptis, jangan sewot kalau anda di kritisi dan di skeptisi oleh orang lain. Dengan menerima kritik dari pihak lain, anda akan belajar di mana "lubang logika" dari argumentasi yang anda bangun dan bagaimana memperbaikinya. Kalau anda berhasil menutup semua atau sebagian besar lubang dari argumentasi yang anda bangun, maka argumentasi anda menjadi kokoh tanpa celah untuk dikritik.

Bergaul dengan orang-orang yang cerdas.
Ketika anda bergaul dan berinteraksi dengan orang cedas, maka secara intuitif otak anda akan mencoba sinkron dengan cara kerja orang-orang disekitar anda. Ketika teman-teman anda yang cerdas ini bersikap kritis, anda juga akhirnya ikutan menjadi kritis.

Kalau mereka cepat paham (misalnya dalam sebuah topik atau pelajaran) anda bisa belajar bagaimana caranya cepat paham seperti mereka. jeleknya adalah kalau level kecerdasan anda ternyata njomplang alias beda jauh dengan sebagian besar mereka, mungkin anda akan keteteran dan sulit mengimbanginya.

Previous Post Next Post