Gama Roket pertama Indonesia yang menuai pujian Ir. Soekarno

Keberhasilan meluncurnya roket tak berawak Uni Soviet Sputnik I pada tahun 1957, membuat para mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Kimia, dan MIPA UGM kagum serta mengispirasi mereka.

Awal gambar roket sederhana seperti mercon sleng.


Namun keinginan mereka untuk membuat roket sempat tertunda ,akibat peristiwa Trikora pecah. Saat itu pemerintah juga membuat program wajib militer untuk para mahasiswa yang akan digunakan sebagai pasukan cadangan.

Tetapi Karena lama tidak ada panggilan untuk terjun sebagai pasukan, akhirnya mereka kembali berkumpul dan membentuk Perkumpulan Roket Mahasiswa Indonesia (PRMI) .

Mereka yang ikut berpartisipasi dalam perkumpulan ini diantaranya adalah Widodo, Suwarto, Harry Johannes, Ipeng Priyadi, dan Tanjung Musanto yang dipilih sebagai ketua PRMI.

Dengan bermodalkan ilmu peroketan yang mereka pelajari sendiri ,upaya uji coba berbagai experimen mereka lakukan. Dalam tahap ini sumber pendanaan dari berbagai lembaga, seperti Bappenas dan Kementrian PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan) untuk meminta bantuan. Sumbangan mulai dari uang dan berupa properti material yang mereka butuhkan.

Hingga pada tahun 1962 menjadi saksi sejarah dengan diluncurkannya roket sederhana yang mereka labeli dengan nama "GAMA". Roket ini terdiri satu tingkat dengan satu tabung dan dilengkapi sirip kecil.

Kemudian mereka meluncurkan roket kembali Pada 28 Agustus 1963 , roket Gama IIA dan Gama IIB. Peluncuran roket ini memperoleh sambutan hangat dari pemerintah dan masyarakat sehingga memberikan dorongan bagi PRMI bersama Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam UGM untuk terus mengembangkan hingga generasi berikutnya.

Keberhasilan Gama IIA dan Gama IIB turut mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia yang mana Presiden Soekarno menerima ucapan selamat dari Presiden Mesir, Gamal Abdul Naser.


Pada tahun 1965 percobaan peluncuran roket di hentikan ,akibat gejolak politik yang menyebabkan para mahasiswa terpecah-pecah karena ideologi politik yang terus berkembang.

Gemah semangat mereka memberikan dampak besar bagi pendirian Lembaga Peroketan Nasional, hingga mendapat pujian dari Presiden Soekarno dan Rektor UI, Kolonel Dr. Sjarif Thayeb yang dikutip surat kabar Nasional edisi 2 Oktober 1963 dengan judul, “Presiden Soekarno dan Rektor UI Sampaikan Salut pada Mahasiswa Gadjah Mada Berhubung Peluncuran Roket Pertama”. Berita ini pun juga dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat.

Tanjung Musanto dan Ir. Suwarno juga turut di panggil Pemerintah Pusat dan diberikan tugas untuk menyusun rencana pembentukan Lembaga Peroketan Nasional (LAPAN).Lembaga ini didukung oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, serta seluruh ahli teknik di Indonesia. 

Previous Post Next Post