Inti wilayah Sriwijaya terkonsentrasi di dan sekitar Selat Malaka dan Sunda serta di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Jawa Barat. Namun, antara abad ke-9 dan ke-12, pengaruh Sriwijaya tampaknya telah meluas jauh melampaui intinya.
Para navigator, pelaut, dan pedagang Sriwijaya tampaknya telah terlibat dalam perdagangan dan eksplorasi ekstensif, yang mencapai pesisir Kalimantan, kepulauan Filipina, Indonesia Timur, pesisir Indocina, Teluk Benggala, dan Samudra Hindia hingga Madagaskar.
Pengaruh kekaisaran mencapai Manila pada abad ke-10. Kerajaan Tondo di bawah lingkup pengaruhnya telah didirikan di sana.
Penemuan patung emas di Agusan del Sur dan Kinnara emas dari Butuan, Mindanao Timur Laut, di Filipina menunjukkan adanya hubungan kuno antara Filipina kuno dan kerajaan Sriwijaya, karena Tara dan Kinnara adalah tokoh atau dewa penting dalam kepercayaan Buddha Mahayana.
Kesamaan agama Buddha Mahayana-Vajrayana menunjukkan bahwa Filipina kuno memperoleh kepercayaan Mahayana-Vajrayana mereka dari pengaruh Sriwijaya di Sumatera.
Padahal industri emas di Butuan jauh melebihi yang ada di Sriwijaya atau pemerintah terkait di Sumatera.
Pada abad ke-12, kerajaan ini mencakup sebagian Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa Barat, dan sebagian Kalimantan. Itu juga memiliki pengaruh atas bagian-bagian tertentu dari Filipina, terutama Kepulauan Sulu dan pulau-pulau Visayas.
Diyakini oleh beberapa sejarawan bahwa nama 'Visayas' berasal dari kerajaan Sriwijaya.
Sumber :
Budaya Visayan melalui halaman Facebook Discover Asean.